Reaksi Positif
Posted by postinus pada Maret 28, 2010
Oleh Postinus Gulö
Ada rumus jitu Bong Candra meraih kesuksesan yakni K+R=H. Kondisi + Reaksi = Hasil. Apa maksudnya? Ada banyak orang yang mengeluh. Mereka dilanda berbagai masalah. Dilanda berbagai macam peristiwa pilu. Nah…ini adalah kondisi. Pertanyaannya bagaimana reaksi orang yang bersangkutan. Jika reaksinya positif, dalam arti pengalaman itu ditanggapi sebagai cambuk untuk berjuang dan bukan malah kendor semangat, maka kita pasti tahu hasilnya. Orang bersangkutan akan menjadikan peristiwa itu sebagai pedobrak harapan, perangsang daya kreativitasnya. Semangatnya tidak kendor. Dengan penuh keyakinan ia sadar bahwa ia mampu menyelesaikannya. Tetapi jika reaksinya negatif. Dalam arti ia semakin tidak percaya diri dan putus asa, maka hasilnya: orang bersangkutan pasti stress dan bahkan gelap melihat masa depannya.
Ingat, biar kondisi negatif asalkan reaksi positif maka hasil yang kita alami pasti positif. Tetapi jika kondisi positif tetapi reaksi biasa-biasa saja, maka hasilnya juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang lebih! Jika kondisi mendukung (positif) tetapi reaksi kita negatif maka hasilnya negatif. Kondisi positif ditanggapi reaksi positif akan membuahkan hasil maksimal. Dewasa ini, banyak orang yang bunuh diri, karena reaksi mereka menangggapi kondisi mereka cenderung negatif. Maka jalan pintas dianggap pantas: bunuh diri. Ini kan bahaya. Mereka menutup pintu peluang bagi diri mereka sendiri.
Seorang tokoh kondang yang mampu memahami realitas secara positif. Ia adalah Mohammad Natsir (1908-1993). Pengalaman direndahkan dan diejek ia terima di sekolahnya, Algemene Middelbare School (AMS), Bandung. Seorang gurunya di sekolah itu sering mengejeknya bahwa ia kurang fasih bahasa Belanda. Akan tetapi, Natsir tidak minder. Natsir yang mampu mengartikulasikan hidupnya secara arif lantas bersemangat untuk selalu belajar bahasa dan membaca berbagai literatur buku. Ia bercita-cita membuktikan bahwa dirinya tidak sebodoh yang disangka gurunya. Dan benar. Realitas membuktikan. Natsir menjadi sosok yang disegani. Wawasannya luar biasa. Soekarno terkagum-kagum akan pengetahuan dan kesantunan politiknya. Natsir menjadi sosok yang fasih bahasa Belanda. Bahkan bahasa Latin ia kuasai.
Natsir adalah tokoh bangsa Indonesia yang patut kita teladani. Kemampuannya menangkap hakekat realitas adalah butir nasehat penting bagi kita. Natsir tidak terpuruk menghadapi berbagai represi dari luar. Ia mampu dan mantap menghadapi realitas meminderkan. Hidupnya mengalir di atas realitas ketidak-menentuan. Hidupnya selalu di samudera perjuangan. Akan tetapi, Natsir sadar bahwa membuktikan kemampuan lebih penting daripada menyalahkan orang lain. Ia sadar bahwa lebih penting menyalakan api perjuangan daripada berusaha memadamkan api ejekan lawan. Natsir menjadikan ejekan gurunya sebagai motivasi meraih kesahajaan hidup. Kita pun bisa seperti Natsir!
Tinggalkan komentar